• SMK NEGERI 1 BOJONGGEDE
  • AKUNTANSI - MULTIMEDIA - PERHOTELAN - TATA BOGA - USAHA PERJALANAN WISATA

BEST PRACTICE

LAPORAN BEST PRACTICE PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN

TAHUN 2021

 

Meningkatkan Motivasi,  Keaktifan dan Kompetensi Peserta Didik

Pada Mata Pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan

Materi Menghitung dan Menganalisis

Komponen Biaya Break Event Point (BEP) pada kelas XI PH 1

Dengan Model Pembelajaran Problem Base Learning (PBL)

NAMA PESERTA : EKA SARI, S.T

NIP   : 198004022014062001

SEKOLAH/TEMPAT TUGAS : SMK NEGERI 1 BOJONG GEDE

KABUPATEN/KOTA : BOGOR

PROVINSI : JAWA BARAT

 

 

 


HALAMAN PENGESAHAN

 

 

Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul “Meningkatkan Motivasi,  Keaktifan dan Kompetensi Peserta Didik  Pada Mata Pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan  Materi Menghitung dan Menganalisis Komponen Biaya Break Event Point (BEP) pada kelas XI

Dengan Model Pembelajaran Problem Base Learning (PBL)”

 

 

Nama                          : EKA SARI, S.T

Asal Sekolah               : SMK NEGERI 1 BOJONG GEDE

 

 

 

Telah disetujui dan disahkan oleh : 

Kepala SMK Negeri 1 Bojong Gede

 

Aman Sihombing, M.Pd

Pembina

NIP. 19651018 199512 1 001

 


BIODATA PENULIS

 

1 . Nama : Eka Sari, S.T
2 . NIP : 198002042014062001
3 . Jabatan : Guru Mata Pelajaran
4 . Pangkat / Gol.Ruang : Penata Muda Tk. 1 / III b
5 . Tempat / Tanggal Lahir : Bogor / 2 April 1980
6 . Jenis Kelamin : Perempuan
7 . Agama : Islam
8 . Pendidikan Terakhir : S-1 
9 . Unit Kerja : SMK Negeri 1 Bojong Gede
10 . Alamat Unit Kerja : Jl. Raya Perum Pura Desa Cimanggis 
      Kec. Bojong Gede Kab. Bogor, Jawa Barat

 

                                                                                      Bogor, 15 Desember 2021

                                                           Penulis

 

                                                              Eka Sari


 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya laporan Best Pratice yang berjudul “Meningkatkan Motivasi,  Keaktifan dan Kompetensi Peserta Didik  Pada Mata Pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan  Materi Menghitung dan Menganalisis Komponen Biaya Break Event Point (BEP) pada kelas XI Dengan Model Pembelajaran Problem Base Learning (PBL)” ini dapat diselesaikan sesuai rencana.

Laporan ini ditulis untuk memenuhi rangkaian Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP). Keberhasilan penyusunan laporan ini tidak lepas dari usaha dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu dengan segala ketulusan hati diucapkan terima kasih kepada yang terhormat.

  1. Bapak Aman Sihombing, sebagai Kepala Sekolah yang telah memberikan saran dan dukungan terkait pembuatan laporan.
  2. Bapak Andi Suhndi, S.Pd, sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyelesaian laporan
  3. Keluarga, sahabat, dan rekan-rekan sejawat Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Mata Pelajaran Pendidikan Kreatif dan Kewirausahaan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dibutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.

 

 

Bogor, 15 Desember 2021

Penulis

 

Eka Sari, S.T


 

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL...................................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................................... ii

BIODATA PENULIS................................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR................................................................................................................. iv

DAFTAR ISI........................................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

  1. Latar belakang masalah................................................................................................... 6
  2. Jenis kegiatan............................................................................ .. ................................. 7
  3. Manfaat kegiatan....................................................................... ..................................... 9

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

  1. Tujuan dan sasaran.................................................................... ................................... 10
  2. Bahan/materi kegiatan.............................................................. ..................................... 10
  3. Metode/ cara melaksanakan kegiatan................................................................................ 10
  4. Alat/instrument......................................................................... .................................... 12
  5. Waktu dan tempat kegiatan

BAB III HASIL KEGIATAN

  1. Hasil........................................................................................... ................................. 14
  2. Masalah yang dihadapi.............................................................. ..................................... 15
  3. Cara menghadapi masalah......................................................... ..................................... 15

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI

  1. Simpulan....................................................................................................................... 17
  2. Rekomendasi.................................................................................................................. 17
  3. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

 


BAB I PENDAHULUAN

 

A) Latar Belakang Masalah

        Pembelajaran mengenai Mata Pelajaran Project Kreatif dan  Kewirausahaan  khususnya pada materi  Materi Menghitung dan Menganalisis Komponen Biaya Break Event Point (BEP) pada kelas XI Dengan Model Pembelajaran Problem Base Learning (PBL)” di SMK Negeri 1 Bojong Gede tuntutan Kurikulum Merdeka merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berorientasi HOTS.

       Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.

       Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa peserta didik bosan mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan menggunakan metode ceramah selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian peserta didik mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.

      Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum merdeka adalah model Problem Based Learning yang menuntun peserta didik untuk mengamati (membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas, model pembelajaran yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam Problem Based Learning siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari- hari (kontekstual). Dengan kata lain, Problem Based Learning membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

       Setelah melaksanakan pembelajaran Menghitung dan Menganalisis Komponen Biaya Break Event Point (BEP) pada kelas XI Dengan Model Pembelajaran Problem Base Learning (PBL), penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika model Problem Base Learning ini diterapkan pada kelas yang lain ternyata proses dan hasil belalajar siswa sama baiknya. Praktik pembelajaran yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran HOTD dengan model Problem BASED Learning.

 

B) Jenis Kegiatan

       Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Keterampilan berfikir tingkat tinggi adalah proses berfikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar yang sebaiknya dimiliki oleh seorang guru profesional.

       Unit Pembelajaran yang sudah tersusun diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran. Unit Pembelajaran yang dikembangkan dikhususkan untuk Pendidikan Dasar yang dalam hal ini akan melibatkan KKG SMK dan MGMP TKR. Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh tim penyusun yang berasal dari PPPPTK, LPMP, maupun Perguruan Tinggi dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif dalam mewujudkan penyelesaian Unit Pembelajaran ini. Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan pembelajaran Mata Pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan  Materi Menghitung dan Menganalisis Komponen Biaya Break Event Point (BEP) pada kelas XI Dengan Model Pembelajaran Problem Base Learning (PBL).

 

C) Manfaat Kegiatan

Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasi guru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Berikut beberapa manfaat kegiatan ini bagi siswa, guru     dan sekolah.

1. Bagi siswa

  • Siswa akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti
  • Mempermudah siswa dalam mengikuti proses
  • Terkontrolnya tingkah laku positif
  • Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada saat proses pembelajaran
  • Meningkatkan hasil belajar

 

2. Bagi guru

  • Memperluas
  • Meningkatkan profesional kerja guru
  • Meningkatkan peran guru sebagai fasilit
  • Memberikan motivasi untuk guru-guru yang
  • Memperbaiki kinerja guru dalarn proses pembelajaran mata pelajaran Mata Pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan Materi Menghitung dan Menganalisis Komponen Biaya Break Event Point (BEP) pada kelas  XI

 

3. Bagi Sekolah

  • Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap mata pelajaran yang
  • Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin.
  • Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi

 


BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

 

A.  Tujuan dan Sasaran

        Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking skills (HOTS).

Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas XI PH 1 di SMK NEGERI 1 Bojong Gede  sebanyak 36 siswa.

 

B.   Bahan/Materi Kegiatan

         Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas XI PH 1 untuk mata pelajaran Mata Pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan  Materi Menghitung dan Menganalisis Komponen Biaya Break Event Point (BEP).

 

CAPAIAN UMUM

CAPAIAN PER ELEMEN

Pada akhir fase F peserta didik mampu mengaktualisasikan kompetensi-kompetensi konsentrasi keahlian yang dipelajarinya dengan menghasilkan produk (barang dan/ atau layanan jasa) yang sesuai, inovatif, memiliki nilai ekonomis dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Di sisi lain, peserta didik juga akan mampu membangun usaha (berwirausaha) yang berkelanjutan dengan memanfaatkan peluang yang tersedia, baik usaha yang terkait dengan keahlian kejuruannya maupun usaha- usaha lainnya yang lebih sesuai dengan perkembangan pasar

KEWIRAUSAHAAN :

PESERTA DIDIK MAMPU MENYUSUN PROPOSAL USAHA (BUSINESS PLAN) YANG MELIPUTI PERENCANAAN USAHA, BIAYA PRODUKSI, BREAK EVEN POINT (BEP), RETURN ON INVESTMENT (ROI)

 

C. Cara Melaksanakan Kegiatan

      Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem BASED Learning. Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis.

  1. Pemetaan Capaian per elemen

Pemetaan Capaian per elemen dilakukan untuk menentukan elemen yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Project Kreatif dan Kewirausahaan.

 

  1. Analisis Target Kompetensi

Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi (Sistem Rem)

CAPAIAN UMUM

CAPAIAN PER ELEMEN

Pada akhir fase F peserta didik mampu mengaktualisasikan kompetensi-kompetensi konsentrasi keahlian yang dipelajarinya dengan menghasilkan produk (barang dan/ atau layanan jasa) yang sesuai, inovatif, memiliki nilai ekonomis dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Di sisi lain, peserta didik juga akan mampu membangun usaha (berwirausaha) yang berkelanjutan dengan memanfaatkan peluang yang tersedia, baik usaha yang terkait dengan keahlian kejuruannya maupun usaha- usaha lainnya yang lebih sesuai dengan perkembangan pasar

KEWIRAUSAHAAN :

PESERTA DIDIK MAMPU MENYUSUN PROPOSAL USAHA (BUSINESS PLAN) YANG MELIPUTI PERENCANAAN USAHA, BIAYA PRODUKSI, BREAK EVEN POINT (BEP), RETURN ON INVESTMENT (ROI)

 

  1. Pemilihan Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang dipilih adalah Pembelajaran Problem Based Learning.

  1. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak Problem Based Learning.

 

 

Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model Problem Based Learning.

Tahap 1 Orientasi peserta didik pada masalah

  • Apa yang kalian ketahui tentang kata “impas”
  • Apakah perlu kita menghitung terlebih dahulu harga jual produk sebelum kita menjualnya?
  • Guru menayangkan video pembelajaran tentang materi menentukan harga pokok produk dan menghitung BEP (https://youtu.be/sdFBDitzekE )
  • Peserta didik mengajukan pertanyaan yang belum jelas pada video yang ditayangkan

 

Tahap 2 Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

  • Guru membentuk peserta didik kedalam 3
  • Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang
  • Kelompok mengamati dan memahami masalah yang disampaikan guru
  • Peserta didik diberikan beberapa studi kasus mengenai perhitungan HPP dan BEP untuk ditemukan hasilnya
  • Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data/ bahan-bahan/ alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah

 

Tahap 3 Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

  • Guru membimbing dan memantau keterlibatan peserta didik dalam menghitung HPP dan BEP
  • Peserta didik menghitung HPP dan BEP dalam waktu 30 menit

 

Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

  • Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan laporan sehingga karya setiap kelompok siap untuk dipresentasikan
  • Kelompok melakukan diskusi untuk menghasil-kan solusi pemecahan masalah dan hasilnya dipresentasikan/disajikan

 

Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

  • Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok yang lain memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan merangkum/ membuat kesimpulan sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain
  • Guru memberikan komentar berupa konfirmasi jawaban lalu peserta didik dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan penerapan metode penentuan HPP dan BEP dengan benar

 

  1. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 5 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran yaitu modul ajar

 

D. Media dan Instrumen

Media pembelajaran yang digunakan adalah Laptop, LCD proyektor, video, power point. Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan (a) tes tulis pilihan ganda   dan uraian singkat

 

E. Waktu dan Tempat Kegiatan

Praktik ini dilaksanakan pada tanggal 6 sampai 10 Desember tahun 2021 bertempat di Kelas XI PH 1  SMK Negeri 1 Bojong Gede.

 


BAB III

HASIL KEGIATAN

 

A. Hasil

Hasil yang dapat diiaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut :

  1. Proses pembelajaran materi Menghitung dan Menganalisis Break Even Point (BEP) dengan Problem Based Learning yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berlangsung Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Problem Based Learning mengharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
  2. Pembelajaran materi Menghitung dan Menganalisis Break Even Point (BEP) dengan Problem Based Learning yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer

Setelah membaca, meringkas, dan memaparkan pengolahan ruang waktu dan tenaga sesuai hitungan atau ketukan peserta didik tidak hanya memahami pengolahan tari (pengetahuan konseptual) dan bagaimana membuat gerak tari yang benar (pengetahuan prosedural), tetapi juga memahami cara kerja sistem rem konvensional. Pemahaman ini menjadi dasar siswa dalam mempelajari materi Sistem rem konvensional.

  1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.

Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung membosankan. Peserta didik cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan), membuat peserta didik cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik adalah apa yang diajarkan oleh guru.

 

Berbeda kondisinya dengan pembelajaran sistem rem konvensional berorientasi HOTS dengan menerapkan Problem Based Learning ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman peserta didik tentang fungsi, cara kerja berdasarkan konnstruksinya beserta peratan berkala pada sistem rem konvensional membuat peserta didik lebih mampu menerapkan proses pembelajaran sistem rem konvensional yang baik. Melalui pengamatan dan diskusi ini juga menuntut kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis.

  1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning ini juga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Model Problem Based Learning yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis dan gambar berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong peserta didik merumuskan pemecahan

Sebelum menerapkan Problem BASED Learning, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks.

Dengan menerapkan Problem BASED Learning, peserta didik tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari gambar serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.

 

B. Masalah yang Dihadapi

Masalah yang dihadapi terutama adalah peserta didik belum terbiasa belajar dengan model Problem BASED Learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu menggunakan metode ceramah, peserta didik pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.

 

C. Cara Mengatasi Masalah

Agar siswa yakin bahwa pembelajaran Project Kreatif dan Kewirausahaan pada materi Menghitung dan Menganalisis Break Even Point (BEP) dengan Problem Based Learning dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS

 

akan membuat peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat peserta didik mau belajar dengan HOTS.

Kekurang mampuan guru membuat media pembelajaran dapat diatasi dengan mengunduh gambar dan video pembelajaran sesuai yang akan diajarkan baik dari google atau sumber belajar yang lainya. Dengan demikian, selain menerapkan kegiatan literasi baca dan tulis, peserta didik juga dapat meningkatkan literasi digitalnya.

 


BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

 

 

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

  1. Pembelajaran Project Kreatif dan Kewirausahaan pada materi Menghitung dan Menganalisis Break Even Point (BEP) dengan model pembelajaran Problem Based Learning layak dijadikan praktik baik pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan
  2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran Project Kreatif dan Kewirausahaan pada materi Menghitung dan Menganalisis Break Even Point (BEP) dengan model pembelajaran Problem Based Learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan literasi, dan kecakapan abad

 

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Problem BASED Learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.

  1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi dan kreatifitas pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih
  2. Peserta Didik diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama / tidak mudah lupa.
  3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis untuk mengaplikasikan pembelajaran ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS dengan model pembelajaran Problem Base Learning (PBL)

 


DAFTAR PUSTAKA

 

 

Pramudhita.Nurul,B.    2019.Produk    Kreatif    dan  Kewirausahaan kelas XI. Surakarta : Mediatama

Pramudhita.Nurul,B.2021.Ekonomi                   Bisnis.Surakarta: Mediatama

Ayodya.Wulan.2019.   Produk Kreatif dan Kewirausahaan kelas XII.Jakarta:Erlangga

 

LAMPIRAN

 

Lampiran 1     : Foto-foto kegiatan

Lampiran 2     : RPP

Lampiran 3     : Bahan Ajar Lampiran 4  : LKS

Lampiran 5     : Kisi-kisi soal piliha ganda dan uraian

Lampiran 6     : Soal, kunci, dan pedoman penyekoran

Lampiran 7     : Lembar observasi proses pembelajaran

Lampiran 8     : Kuesioner motivasi belajar siswa

 

Lampiran 1     : Foto-foto kegiatan

 

 

Lampiran 2     : RPP

 

I. INFORMASI UMUM

 

A. IDENTITAS

 

Satuan Pendidikan

SMKN 1 Bojong Gede

Program Keahlian

PERHOTELAN

Konsentrasi  Keahlian

PERHOTELAN

Guru Mata Pelajaran

Ekasari, S.T

Kelas/Fase

XI /F

Materi Pokok

Perhitungan Break Even Point (BEP)

Alokasi Waktu

5 JP

B. Kompetensi awal

Kata Kunci : Menentukan Media Promosi

Pemahaman Dasar

  • Mengidentifikasi pentingnya promosi dalam suatu bisnis sesuai dengan kunci jawaban
  • Menganalisis kelebihan dan kelemahan periklanan, personal selling dan publisitas sesuai dengan produk / jasa yang dipromosikan
  • Menentukan media promosi yang digunakan untuk memasarkan produk secara kreatif sesuai dengan jenis produk
  • Membuat media promosi sesuai dengan standar operasional prosedur sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

C. Profil Pelajar Pancasila

  • Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • Bernalar kritis
  • Kreatif
  • Mandiri
  • Gotong royong

D. Sarana dan prasarana

  • Modul Ajar
  • Video Pembelajaran
  • Papan tulis dan kelengkapannya
  • LCD Proyektor
  • Laptop Android
  • Internet
  • ATK
  • Internet
  • LKPD

E.    Target peserta didik

Peserta didik kelas XI Teknik Logistik dengan jumlah 15 peserta didik dengan kategori peserta didik reguler

F. Strategi pembelajaran

1.  Pendekatan

 

2.  Model pembelajaran

3.  Metode

 

  • STEAM (Science, Tecnology, Engineering, Art and Mathematics)
  • Problem Based Learning (PBL)
  • Ceramah, diskusi, praktik, presentasi

II. KOMPONEN INTI

 

A. Rumusan Capaian Pembelajaran

Elemen :

Kewirausahaan

Capaian Pembelajaran :

Pada akhir fase F peserta didik mampu membaca peluang usaha dengan mengidentifikasi potensi yang ada di lingkungan internal dan eksternal SMK, serta menetapkan jenis usaha. Peserta didik mampu menyusun proposal usaha (business plan) yang meliputi perencanaan usaha, biaya produksi, break even point (BEP), dan return on investment (ROI). Peserta didik mampu memasarkan produk dengan menentukan segmen pasar, menentukan harga produk, dan menentukan media yang digunakan untuk memasarkan produk. Peserta didik mampu menerapkan prinsip Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), menjelaskan konsep HAKI, dan mematuhi peraturan tentang HAKI. Pada akhir fase F, peserta didik mampu menyusun laporan keuangan berupa laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

B. Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan diskusi kelompok mengenai materi menghitung Break Even Point (BEP) peserta didik mampu :

  • Mendeskripsikan pengertian break even point dengan jelas dan tepat
  • Mengidentifikasi manfaat analisis break even point dengan tepat
  • Mengidentifikasi strategi menentukan harga jual dengan tepat
  • Mengidentifikasi komponen Break Even Point (BEP) dengan tepat
  • Menghitung taksiran harga jual sesuai rumus yang sudah ditentukan
  • Menghitung Break Even Point sesuai rumus yang sudah ditentukan

 

C. Indikator Capaian Tujuan

Aspek kognitif

  • Mendeskripsikan pengertian break even point
  • Mengidentifikasi manfaat analisis break even point
  • Mengidentifikasi strategi menentukan harga jual
  • Mengidentifikasi komponen Break Even Point (BEP)

Aspek Ketrampilan

  • Menghitung taksiran harga pokok produksi
  • Menghitung Break Even Point

D. Pertanyaan Pemantik

  • Apa yang kalian ketahui tentang kata “impas”
  • Apakah perlu kita menghitung terlebih dahulu harga jual produk sebelum kita menjualnya?

E. Pemahaman bermakna

  • Peserta didik mampu memahami definisi dan manfaat menganalisis break Even Point (BEP)
  • Peserta didik mampu memahami komponen dari Break Even Point (BEP)
  • Peserta didik mampu menghitung Break Even Point (BEP) dari suatu produk/jasa

F. Persiapan pembelajaran

 

 

Adapun langkah-langkah yang harus dipersiapkan sebelum mengajar yaitu:

  • Membaca materi yang akan disampaikan
  • Menyiapkan video pembelajaran
  • Menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik dan  mencetaknya untuk dibagikan kepada peserta didik
  • Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran

G. Kegiatan Pembelajaran

 

Pendahuluan (15 menit)

  • Guru bersama peserta didik saling memberi dan menjawab salam serta menyampaikan kabarnya masing-masing
  • Guru meminta peserta didik untuk berdoa secara bersama-sama
  • Guru melakukan presensi dengan menanyakan siswa yang tidak hadir hari ini
  • Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang        semua kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan kegiatan belajar
  • Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya yaitu peluang usaha
  • Guru mengaitkan materi dengan dunia nyata
  • Guru memotivasi peserta didik dengan menjelaskan mengenai pentingnya mempelajari perhitungan BEP bagi suatu usaha
  • Guru memberikan pertanyaan pemantik
  • Guru memberikan LKPD kepada peserta didik untuk dilengkapi selama pembelajaran berlangsung

 


A. Penilaian

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

 

Satuan Pendidikan                                         : SMKN 1 BOJONG GEDE

Mata Pelajaran                                   : Produk Kreatif dan Kewirausahaan

Kelas/Semester                                              : XI/Ganjil

Materi/Pokok Bahasan                       : Menghitung Break Even Point (BEP)

 

Identitas :

Kelompok              :

Ketua                     :

Anggota Kelompok :

  1. ………………………
  2. ……………………….

 

A.  Indikator Pencapaian Kompetensi

  1. Mendeskripsikan pengertian break even point
  2. Mengidentifikasi manfaat analisis break even point
  3. Mengidentifikasi strategi menentukan harga jual
  4. Mengidentifikasi komponen Break Even Point (BEP)
  5. Menghitung taksiran harga jual
  6. Menghitung Break Even Point

B. Tujuan Pembelajaran

  1. Mendeskripsikan pengertian break even point dengan jelas dan tepat
  2. Mengidentifikasi manfaat analisis break even point dengan tepat
  3. Mengidentifikasi strategi menentukan harga jual dengan tepat
  4. Mengidentifikasi komponen Break Even Point (BEP) dengan tepat
  5. Menghitung taksiran harga jual sesuai rumus yang sudah ditentukan
  6. Menghitung Break Even Point sesuai rumus yang sudah ditentukan

 

C. Alat dan Bahan

  1. ATK
  2. Laptop
  3. Internet

 

  1. Petunjuk
    1. Peserta didik mengambil kasus produksi suatu barang / jasa dengan mengindentifikasi komponen Break Even Point (BEP) yang terdiri dari variable cost dan
    2. fix cost
    3. Peserta didik menghitung harga jual produksi / jasa
    4. Peserta didik menghitung Break Even Point (BEP)

 

 

Rubrik Penilaian Keterampilan Kel 1

 

 

Instrumen Penilaian Keterampilan

 

 

 

 

 

NILAI                  = SKOR PENCAPAIAN / SKOR MAKSIMAL X 100

 

 

 

 


LAMPIRAN

A.  PENILAIAN PENGETAHUAN

 

Pilihlah jawaban yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan berikut!

 

  1. Berikut yang bukan merupakan manfaat dari analisis Break Even Point (BEP) adalah ...

 

  1. Dapat menentukan berapa jumlah penjualan yang sebaiknya diperoleh agar mendapatkan keuntungan yang telah direncanakan.
  2. Dapat mengetahui berapa jumlah penjualan minimum yang mesti dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
  3. Dapat mengukur penjualan serta tingkat produksi yang tidak lebih rendah dari BEP
  4. Dapat menganalisis perubahan harga bahan baku saja.
  5. Sebagai alat perencanaan tingkat produksi.

 

  1. Besaran harga jual tiap unit produk harus memperhitungkan seluruh biaya yang berkaitan dengan produk bersangkutan. Dengan demikian, besaran harga jual ditentukan oleh ...

 

  1. selling price dan fixed cost
  2. fixed cost dan variable cost
  3. selling price dan variable cost
  4. fixed cost dan pocket money
  5. varible cost dan pocket money

 

  1. Salah satu komponen BEP adalah variable cost. Pengertian variable cost adalah ...

 

  1. Biaya yang tidak berubah saat terjadi peningkatan produksi
  2. Biaya yang mengikuti volume produksi
  3. Biaya pendukung produksi
  4. Harga jual barang per unit
  5. Biaya tambahan

 

  1. Perhatikan jenis-jenis biaya berikut:

 

(1) Biaya bahan baku

(2) Biaya penyusutan peralatan

(3) Biaya listrik

(4) Biaya asuransi

(5) Biaya sewa gedung

(6) Biaya upah tenaga kerja

Dari jenis biaya tersebut, yang merupakan fixed cost ditunjukkan pada nomor ...

 

  1. (1), (2), dan (3)
  2. (1), (3), dan (6)
  3. (2), (3), dan (4)
  4. (2), (4), dan (5)
  5. (4), (5), dan (6)

 

  1. Perhitungan BEP terdiri dari 2 (dua ) cara yaitu ....

 

  1. BEP dalam unit dan BEP dalam Rupiah
  2. BEP dalam unit dan BEP selling
  3. BEP dalam perjalanan dan BEP buyying
  4. BEP dalam Rupiah dan BEP dalam jumlah produksi
  5. BEP dalam unit dan BEP dalam satuan

 

 

 

  1. Di bawah ini analisa break even point (BEP) dapat digunakan oleh usahawan untuk berbagai pengambilan keputusan, kecuali....

 

  1. Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian
  2. Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun volume penjualan terhadap laba yang diperoleh
  3. Untuk mengetahui promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan segmen pasarnya
  4. Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
  5. Besarnya penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual agar perusahaan tidak menderita kerugian.

 

  1. Diketahui biaya tetap yang harus dikeluarkan setiap bulan Rp.250.000. Biaya variabel sebesar Rp.3.000/unit. Harga Jual Rp.5.000/gelas. Titik impas atau BEP unit nya adalah sebagai berikut ...

 

  1. 25
  2. 50
  3. 75
  4. 150
  5. 125

 

  1. Fixed Cost sebuah produk pengolahan Rp 200.000, Variable cost Rp.5,000 / unit, Harga jual Rp. 10,000 / unit, maka BEP per unitnya adalah ....

 

  1. 40
  2. 60
  3. 70
  4. 80
  5. 90

 

  1. Roni memproduksi kasur lantai dengan pengeluaran biaya-biaya sebagai berikut:

 

- Biaya tetap Rp1.000.000,00/bulan

- Biaya tidak tetap Rp20.000,00/unit

- Harga jual Rp70.000,00/unit Berapa omzet per bulan yang harus dicapai Roni untuk mencapai BEP …

 

  1. 5
  2. 15
  3. 20
  4. 50
  5. 100

 

  1. Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap 300.000, biaya variable per unit 400. Harga jual per unit 1000. Hitunglah jumlah produk saat mencapai BEP!

 

  1. 5
  2. 15
  3. 20
  4. 50
  5. 100

 

 

KUNCI JAWABAN DAN PENILAIAN

 

 

 

Konversi Tingkat Penguasaan:

90 – 100%     = baik sekali

80 – 89%       = baik

70 – 79%       = cukup

  < 70%         = kurang

 

 

 

 

 

ESSAY

 

  1. Perusahaan Bakpia 123 memproduksi 60.000 bakpia setiap tahunnya. Rincian bahan pembuatan perharinya adalah sebagai berikut:
    • Gandum 1kg seharga Rp 000,00
    • Gula pasir 1 kg seharga Rp 13.000,00
    • Mentega 750 gr seharga Rp 30.000,00
    • Telur 3 butir seharga Rp 500,00
    • Kacang hijau 1 kg seharga Rp 000,00
    • Susu bubuk 500 gr seharga Rp 000,00

 

Hitunglah harga pokok produksi untuk tiap bakpia yang dijual jika hanya berdasarkan rincian biaya tersebut !

 

  1. Bila penjual Bakpia 123 menambahkan biaya berupa upah pegawai 2orang sebesar Rp 2.000.000,00; biaya kardus sebesar Rp 120.000,00; biaya listrik dan gas sebesar Rp 350.000,00; biaya air sebesar Rp 000,00; dan biaya perawatan mesin produksi Rp 50.000,00. Cobalah hitung harga pokok produksi setelah penambahan biaya lainnya dan berapakah selisih harga pokok produksinya?

 

 

            KUNCI JAWABAN DAN PENILAIAN

  

 

 

B.    PENILAIAN SIKAP

FORMAT EVALUASI SIKAP/PERILAKU SISWA

 

 

 

Nama

: …………………………

Tahun Pelajaran : 2022 /2023

Kelas

: XI Teknik Logistik

Mata Pelajaran: Projek Kreatif dan Kewirausahaan

Semester

Skala Penilaian

: Gasal

Satuan Pendidikan : SMKN 1 Bojong Gede

5 = Selalu        : Bilamana sebuah perbuatan dilakukan berulang dan setiap saat.

4 = Sering        : Bilamana sebuah perbuatan dilakukan berulang dan dalam frekuensi yang tinggi.

3 = Kadang-kadang : Bilamana sebuah perbuatan dilakukan tidak sering namun lebih Dari jarang.

2 = Jarang        : Bilamana sebuah perbuatan dilakukan berulang dan dalam Frekuensi yang rendah.

1 = Tidak pernah : Bilamana sebuah perbuatan tidak pernah dilakukan sama sekali.

 

 

 

 

KISI-KISI PENULISAN SOAL

 

  1. PENGETAHUAN

 

Mata Pelajaran                           : Projek Kreatif dan Kewirausahaan

Kelas/semester                           : XI /Gasal

Jenis ulangan                              : Tertulis

 

 

1. PENGETAHUAN

 

Mata Pelajaran                           : Projek Kreatif dan Kewirausahaan

Kelas/semester                           : XI /Gasal

Jenis ulangan                              : Tertulis

 

 

 


B. BAHAN AJAR

Rumus BEP (Break Even Point), Cara Hitung, dan Contoh Kasusnya

Break even point (BEP) adalah titik di mana jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya. Ini berarti bahwa jika biaya melebihi pendapatan, maka laba yang diperoleh adalah nol. Salah satu cara untuk menentukan BEP adalah dengan menggunakan rumus. Rumus BEP membantu menghitung jumlah unit yang harus dijual atau volume penjualan yang harus dilakukan agar perusahaan dapat mencapai titik impas. Dengan memahami melalui contoh rumus BEP, Anda dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi titik impas bisnis Anda dan mengambil tindakan yang tepat untuk memaksimalkan keuntungan.

Pengertian Break Even Point (BEP) Adalah:

Break even point (BEP) adalah titik dimana pendapatan sama dengan biaya yang telah dikeluarkan. Jika diukur dengan unit tertentu, BEP adalah jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas, dimana pendapatan dan biaya sama. BEP menunjukkan batas di mana kinerja perusahaan menjadi impas, yaitu titik dimana perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun untung. Maka BEP ini juga sering kita kenal dengan istilah titik impas. BEP adalah penilaian yang berguna yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan apakah usaha yang sedang dijalankan cukup menguntungkan. Dengan menghitung BEP, perusahaan dapat memutuskan apakah mereka harus melanjutkan atau menghentikan usaha.

Memahami Konsep Dasar Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP) adalah suatu konsep dalam bisnis dan keuangan yang mengacu pada titik impas, yaitu titik di mana pendapatan sama dengan biaya, sehingga perusahaan tidak mengalami laba maupun rugi.

Dalam kata lain, BEP adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya. Dalam perhitungan BEP, terdapat beberapa komponen yang harus diperhitungkan, yaitu biaya tetap (fixed cost), biaya variabel (variable cost), dan harga jual per unit (selling price). Dengan rumus BEP, perusahaan dapat menghitung jumlah produk atau jasa yang harus dijual untuk mencapai titik impas. Jika penjualan melebihi jumlah tersebut, perusahaan akan mengalami laba, sedangkan jika penjualan kurang dari jumlah tersebut, perusahaan akan mengalami rugi. Perlu diingat bahwa perhitungan BEP merupakan konsep dasar dalam analisis bisnis dan keuangan. Selain itu, perhitungan BEP juga dapat dijadikan sebagai dasar untuk membuat keputusan bisnis, seperti menentukan harga jual, volume produksi, atau target penjualan.

Komentar

Mohon menuliskan untuk artikel model pembelajaran yg lain, agar bisa bermanfaat buat kami. Terimakasih bu

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
"BEST PRACTICE PENINGKATAN KOPETENSI PEMBELAJARAN TH 2022"

04/07/2022 - By Ninik Sriwidati, SE     KATA PENGANTAR                 Alhamdulillahirabbilalamin, p

13/07/2022 09:10 - Oleh admin - Dilihat 342 kali
Benarkah Akuntansi memusingkan?

Benarkah Akuntansi memusingkan?               Kata-kata Akuntansi memusingkan karena terlalu banyak angka, karena terlalu b

04/07/2022 09:00 - Oleh admin - Dilihat 478 kali
Pembukaan Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) Tahun 2022

Kepala Sekolah dan Wakasek beserta jajaran Tim Assesor SMKN 1 Bojong Gede

25/03/2022 09:05 - Oleh admin - Dilihat 898 kali
Artikel Sanitasi

 07/02/2022 - by Shelby Antikarani   PENDAHULUAN Pandemi covid-19 menyadarkan kita betapa pentingnya air dalam kesehatan masyarakat. Anjuran mejaga kebersihan dan Kese

07/02/2022 08:35 - Oleh admin - Dilihat 1159 kali
PPKKS (Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah) 2021

Bojong Gede, Selasa,29 Nopember 2021 Kegiatan Penilaian Prestasi Kerja Kepala Sekolah (PPKKS) bersama tim dari Cabang Dinas Wilayah 1 Propinsi Jawa Barat. Acara ini dilaksanakan dengan

30/11/2021 13:45 - Oleh admin - Dilihat 559 kali
GELAR PEMBELAJARAN TATAP MUKA (PTM) TERBATAS

SENIN, 27 - SEPTEMBER - 2021 SMKN 1 BOJONGGEDE sudah mengelar Pembelajaran Tatap Muka atau PTM Terbatas, sudah di izinkan oleh provinsi untuk belajar di kelas dengan kapasitas 50%, wala

27/09/2021 07:00 - Oleh admin - Dilihat 2707 kali
PELAKSANAA SELEKSI TUK ASN-PPPK GURU TAHUN 2021

13/09/2021 07:00 - Oleh admin - Dilihat 2472 kali
SIDANG LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Dokumentasi kegiatan Sidang Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Tahun Pelajaran 2021-2022 Dilaksanakan melalui Virtual Zoom (online) dari semua Jurusan di Smkn 1 Bojonggede: -MULTIMEDI

23/08/2021 07:00 - Oleh admin - Dilihat 1458 kali
KEGIATAN FORUM SILATURAHIM (FOSIL)

KEGIATAN FORUM SILATURAHIM (FOSIL) Yang Dihadiri Oleh: Kepala Kadisdik Wilayah 1 Prov. Jawa Barat Koordinator Pengawas Wilayah 1 Prov. Jawa Barat Kepala Sekolah Negeri Kabupaten Bogor

20/08/2021 14:00 - Oleh admin - Dilihat 5321 kali
PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB)

Kegiatan Smkn 1 Bojonggede Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Pelajaran 2021-2022 Dimulai Pada Tanggal: 7 Juni s.d 19 Juli 2021

19/07/2021 07:00 - Oleh admin - Dilihat 14545 kali